RAINDROPS
Written by
Jaenimpark
Cast : Kim
Seokjin, Park Mingyu (OC)
Support Cast :
Find It By Your Self
Genre : Angst,
Romance, Friendship, Hurt, School Life
Length : Chapter
Rating : PG-15
Notes : This
fanfiction belong to me. Jin belong to Bighit. OC belong to Me. NO PLAGIARISM!
DON’T LIKE? DON’T READ!
-
-
-
"At last. I
love the raindrop because of us. Isn’t I?”
-
-
I walk the street where we were walk. I use
the umbrella that we were use. I smell the wind that blew our jacket. I stare
at the sky that dropped it rains. I wipe the window that was full of raindrops
on it. I smile to the place that you were stand.
But suddenly the raindrops are falling to
the ground. And disappear from my sight. And made me realize that I was
dreaming. I was dreaming about the day where you still here. The day when we still stay
together, and love each other.
The day when you said…
“The best part of rain is it’s raindrops.
Why? Because, it always look like they are chasing each other, they don’t want
to miss anypart of them. They are just like us. When you runaway from
something. I always be the one that run to you. The one that never let you in tears.
The one that always understand you even you don’t say anything.
The one that always lo— Ah forget it.
At last. I love the raindrops because of us.
Isn’t i?”
***
Pagi hari itu udara sedikit
dibasahi oleh rintik hujan yang baru saja turun beberapa menit lalu. Butiran
air dari langit tersebut sudah menyelimuti hampir setiap permukaan jalan dan
pepohonan. Tak terkecuali siapapun yang tengah berada diluar ruangan saat itu.
Seorang namja berambut coklat eboni yang tengah menyusuri jalan setapak yang
mulai basah itu melangkahkan kakinya ringan sambil memejamkan matanya sambil
bersenandung. Ia lalu menengadahkan telapak tangannya pada langit. Terlihat
benar-benar menikmati hujan pagi itu. Tak peduli akan hujan dingin yang
perlahan membasahi seragamnya, begitu juga dengan orang-orang yang melewatinya
dengan payung yang menemani mereka. Ia membuka matanya pelan dan mulai
memerhatikan lekat-lekat pemandangan dihadapannya. Matanya mendapati seorang
yeoja bersurai coklat gelap yang berdiri beberapa meter tak jauh darinya tengah
melakukan kegiatan yang sama dengannya sedetik lalu. Dipacunya langkah menuju
yeoja yang mengenakan hoodie hitam tersebut. Setelah berada tepat disisinya dan
memastikan bahwa tebakannya mengenai siapa yeoja itu benar, ia menepuk bahu
yeoja itu pelan, membuat yeoja itu menoleh padanya setelah menghentikan langkahnya.
“Annyeonghaseyo Mingyu-a!”
Sapa namja itu girang sambil merangkul bahu yeoja yang dipanggilnya
mingyu itu sedikit bertenaga, membuat yang dirangkul sedikit terkaget dengan
tindakan namja yang punya perbedaan tinggi lumayan jauh darinya itu.
“Tanganmu berat Seokjin-a”
Ujarnya malas lalu melepaskan rangkulan namja bernama seokjin itu dengan
kedua tangannya.
“Tidak seberat itu kok. Dan lagi, lebih baik kau kenakan hoodiemu ini
dari pada nanti malam ibu mengomeliku karena kau demam lagi”
Kilahnya lalu menarik hoodie mingyu hingga menutupi kepalanya hingga
wajah. Yang dinasehati malah melepas kembali hoodienya dan mehrong pada namja
yang entah berniat baik atau tidak itu.
“Shiroyo! Lebih baik aku demam dari pada tidak bisa menikmati hujan pagi
ini”
Mereka berdua kemudian beradu tatapan sengit untuk beberapa detik
kemudian merentangkan tangan selebar mungkin lalu menarik nafas panjang,
mengisi kedua paru mereka dengan udara pagi yang tengah dibersihkan oleh hujan
yang masih saja turun pelan-pelan dan menghembuskannya bersamaan. Kemudian
kembali menatap satu sama lain dan saling tertawa entah atas apa.
“Aku suka hujan”
Ujar mingyu lalu tersenyum menatap langit.
“Jangan meniru kalimatku Park Mingyu”
Ucapan seokjin hanya dibalas tatapan malas oleh mingyu yang memutuskan
untuk melanjutkan kegiatan berjalannya tadi, meninggalkan seokjin beberapa
langkah. Ia benar-benar menyesal pada dirinya dan hidupnya sendiri saat ini. Kenapa
dia harus berangkat lebih pagi tadi? Jika saja ia sedikit terlambat, ia tak
harus bertegur sapa dengan namja menyebalkan disampingnya ini tadi. Namja yang
sudah setia selama 17 tahun ini mengusik hidupnya. Namja yang akan tetap
tersenyum meskipun disebut babo dan semacamnya. Namja yang—
“Apa yang sedang kau fikirkan?”
Tanya seokjin setelah berhasil menyamakan langkah mereka kembali, membuyarkan
lamunan mingyu. Ia hanya menggeleng setelah tersentak sebentar dan lalu
meneruskan langkahnya melewati gerbang sekolah yang sepi itu. Kembali meninggalkan
seokjin yang hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Bingung akan sikap
temannya yang baru saja berlalu itu.
---
“Kim Seokjin! Park Mingyu!
Ini sudah yang kesekian kalinya kalian berdua terlambat. Dan lagi, kenapa
kalian masih saja basah kuyup?! Bukankah kemarin juga sudah kuperintahkan untuk
membawa payung?! Setidaknya kalian bisa melindungi kepala kalian dengan ransel
atau semacamnya kan?! Kalian tak mendengarkan aku eoh?!”
Seorang yeoja bermata sipit yang tengah duduk berdampingan dengan
temannya dimeja yang berada paling sudut dikantin itu tengah menirukan
perkataan Kwon seosaengnim yang baru saja memarahinya lagi pagi tadi. Ejekannya
itu malah ditertawai oleh yeoja disampingnya yang terpaksa menghentikan
kegiatan menyesap kopi dengan gelas ukuran besar ditangannya itu.
“Hahaha. Kwon seosaengnim memang menyebalkan. Tapi kalian juga salah.
Memangnya kau tidak punya payung dirumah mingyu-a?”
Tanyanya lalu melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti untuk tertawa tadi.
“Aku tidak butuh payung. Untuk apa hujan turun jika tidak untuk dinikmati?”
Jawab mingyu singkat lalu menopang dagunya pada kedua tangan mungilnya.
“Arasseo arasseo. JinGyu si pasangan makhluk hujan”
Ejek temannya itu lalu mehrong.
“Mwo?! Neo! Choi Ara si jelmaan ahjussi ahjussi pecinta kopi”
Balas mingyu tak mau kalah sambil menunjuk muka temannya itu.
“Ah-ju-ssi?! Oh, jangan bilang kalau kalian berdua itu sebenarnya siluman
duyung. Jadi karena itu kalian suka air. Hmm”
Ara membalas dengan gumaman omong kosongnya yang ternyata berhasil
membuat yang dituduh terusik atas kata-katanya.
“Kalau kami memang duyung lalu kenapa? Daripada kau dan Taehyung?
Pasangan abnormal yang—oh! Jangan bilang kalau kalian berdua mantan pasien
rumah sakit jiwa”
“Ya!”
“Mingyu-ssi!”
Sebelum perdebatan itu semakin memanas, sebuah teriakan berhasil mencegah
mereka.
Syukurlah…
Tapi tunggu. Siapa yeoja itu?
“Mingyu..ssi?”
Ulang yeoja ber-aura feminim itu lantas membuat orang yang dipanggil
memutar kepalanya kearah yeoja itu. Sedikit terkejut setelah melihat siapa yang
baru saja meneriakinya dari jauh namun entah bagaimana sekarang sudah berada
dihadapannya. Mata hitamnya tak berkedip menatap yeoja itu.
“Boleh aku duduk disini?”
Pertanyaannya itu hanya dibalas tatapan kebingungan dari dua insan yang sedetik
lalu baru saja berdebat seperti bocah.
“Oh, mian. Jung Soojung imnida. Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan
padamu mingyu-ssi. Bolehkah?”
Lanjutnya dengan sangat sopan lalu akhirnya dibalas anggukan oleh dua
manusia yang dimintai ijin itu. Mereka berdua saling menatap satu sama lain.
Mengisyaratkan—apa kau mengenalnya?—dan kemudian kembali beralih pada soojung
yang masih duduk manis menunggu respon keduanya.
“Jadi, apa yang ingin kau tanyakan. Emm soojung-ssi?”
Tanya mingyu terputus setelah akhirnya berhasil mengingat nama yeoja
dihadapannya saat ini.
“Kau mengenal kim seokjin bukan?”
Tanyanya setengah berbisik.
“Tentu saja, mereka berdua sudah seperti perangko dan surat yang ditempel
dengan lem super kuat dan tidak bisa dipisahkan. Mereka berdua tinggal
bersebelahan dan sudah berteman sejak kecil. Dan setahuku mereka saling
menyukai tapi tak ada yang berani menyampaikan perasaannya satu sama lain. Dan
lagi mereka sangat aneh, keduanya sangat menyukai air, aku rasa mereka jelmaan
duyung, percayalah”
Saat ini juga mingyu benar-benar menyumpahi manusia bermarga choi
disampingnya ini. Apakah dia anak dari seorang Byun Baekhyun? Oh tidak, bahkan
dia lebih bocor daripada main vocal exo-k itu. Mingyu mengarahkan
deathglare-nya pada yeoja berambut coklat hazel disampingnya itu, namun yang
dimaksud malah tersenyum riang, senang atas reaksi mingyu.
“Jangan dengarkan dia soojung-ssi. Aku memang mengenal Kim Seokjin yang
kebetulan bertempat tinggal disamping rumahku. Jadi, ada apa tiba-tiba
menanyakan orang itu?”
Jawabnya setelah berhasil mendinginkan kepala.
“Orang itu? aku kira kalian dekat. Ah lupakan itu. Jadi sebenarnya…. Ada
teman dekatku yang menyukainya. Dan dia memintaku untuk mencari informasi
tentang seokjin-ssi”
Mingyu dan ara yang tadinya hanya mendengarkan dengan santai malah
berubah jadi serius.
“Jadi kau diminta untuk menjadi stalker demi temanmu itu? “
Tanya mingyu dengan raut muka tak suka, benar-benar mengabaikan perkataan
awal soojung tadi. Terserah yeoja ini mau bilang apa tentang hubungannya dengan
seokjin. Hanya ia, seokjin, dan Tuhanlah yang tau seperti apa mereka
sebenarnya.
“Ne, lagi pula apa salahnya menolong teman sendiri. Dan mengingat seokjin-ssi
yang disukai banyak yeoja, pasti sulit sekali untuk mendekatinya, apalagi untuk
menjadi yeoja chingu-nya”
Ujarnya lalu tertunduk lesu. Dua orang yang mendengarkannya malah memutar
mata mereka malas.
“Arra arra. Seokjin itu namja yang hanya penampilan luarnya saja yang
bagus, tapi kepribadiannya? Sungguh buruk. Dia adalah namja yang mudah merasa
bosan, karena itu dia sering bergonta-ganti yeoja chingu. Aku sampai-sampai
frustasi bahkan hanya untuk meghitung jumlah yeoja yang pernah dikencaninya.
Dan tentu saja tipe yeoja yang disukainya adalah yeoja feminim dengan
penampilan super anggun dan punya tubuh seperti model. Dan juga dia itu namja
aneh yang sangat menyukai hujan dan juga memasak. Oh iya dia tidak akan suka
yeoja membuatkannya bekal, dengan alasan ‘Makananku jauh lebih baik daripada
buatanmu’. Dan juga dia adalah namja yang sangat semena-mena, egois, dan manja.
Kira-kira begitulah deskripsi umum dari seorang kim Seokjin. Sudah puas?”
“Emm bisa kau ulangi sekali lagi? Kau terlalu cepat, jadi aku tidak
sempat mencatatnya hehe”
Baiklah, sepertinya Park Mingyu harus belajar untuk berbicara lebih pelan
lain kali.
---
“Ngomong-ngomong tentang soojung-ssi tadi. Aku jadi kepikiran untuk
membuat fancafe untuk seokjin. Sepertinya akan ada banyak anggota, yah
setidaknya penggemarnya disekolah ini sudah melebihi 200 yeoja”
Ujar yeoja bersurai coklat kelam yang tengah berjalan beriringan dengan tiga
teman yeoja dikiri dan dikanannya.
“Tapi sampai saat ini aku masih belum bisa menerima fakta mengenai
banyaknya yeoja yang tergila-gila pada wajah tampannya itu. Oh dan juga tinggi
badannya. Hm mungkin juga senyumnya. Atau sikap ramahnya kepada semua orang?”
Apapun penjelasan untuk perkataan mingyu ini, dia benar-benar terlihat
seperti yeoja yang tengah menceritakan tentang orang yang disukainya.
“Bukannya belum bisa menerima. Tapi kau tidak suka dengan fakta itu.
karena kau cemburu pada yeoja-yeoja itu”
Balas ara yang berjalan dikanannya, yeoja itu tengah sibuk mengusai
ransel silvernya.
“Mwo?! Cemburu?! Untuk apa?!”
Tanya mingyu tak terima atas selaan temannya tadi.
“Tentu saja untuk kenyataan bahwa kau tak bisa menjadi seperti
yeoja-yeoja itu. Tidak bisa menyukai seokjin secara normal karena wajahnya,
tapi karena hal lain….yang sangat mengganggu”
Jawab seorang yeoja berambut sebahu yang sibuk berkutat dengan buku
tebalnya disamping kiri mingyu.
“Hal lain? Mengganggu?! Haneul-a aku tak mengerti arah pembicaraanmu”
Mingyu merasa tengah dipermainkan oleh teman-teman yang sibuk dengan
urusan masing masing mereka sendiri itu.
“Mingyu-a lihat! Bukannya itu seokjin? Siapa yeoja disampingnya itu?”
Tanya seulmin sambil menunjuk pada siapa yang dimaksudnya. Mata keempat
yeoja itu tertuju pada seorang kim seokjin yang tengah berbicara akrab dengan
seorang yeoja berambut hitam panjang tergerai dengan anggunnya disisinya.
“Nuguji? Ah Jung Soojung”
Haneul bertanya dan menjawab sendiri setelah baru saja menyadari siapa
yeoja yang mereka pertanyakan itu. Ketiga temannya itu menoleh pada haneul
dengan tatapan –bagaimana kau bisa tau?—
“Mataku masih lebih baik dari pada kalian bertiga”
Jawabnya cuek lalu dibalas tatapan malas dari teman-temannya itu.
“Lagi pula apa yang sedang dilakukan seorang Jung Soojung dengan
seokjin?”
Tanya seulmin yang belum sempat
mendengar cerita tentang apa yang terjadi saat jam istirahat tadi. Seperti
biasa, selalu menjadi orang yang paling terakhir tau.
---
“Apa yang kau lakukan dengan soojung-ssi tadi?”
Mingyu tiba-tiba memecahkan keheningan dikamar bername-tag ‘Seokjin’
dipintunya itu dengan pertanyaan yang terdengar seperti tak berniat untuk
diajukan itu. Yang ditanyai dengan cepat bangkit dari posisi tidurnya diatas
sofa hitam yang terletak berseberangan dengan meja belajar dan memburu
langkahnya mendekati mingyu yang tengah sibuk dimeja belajar.
“Apapun yang kau lihat tadi siang, tolong jangan bocorkan apa-apa pada Yura”
Ujarnya terkesan memerintah setelah meletakkan kedua tangannya pada bahu mingyu yang kaget atas
reaksi tiba-tiba namja bersurai coklat eboni itu.
“Tidak mau. Wee”
Tolaknya lalu mehrong.
“Ayolaaah, kali ini saja, berbaik hatilah pada sahabatmu ini. Aku masih
belum ingin putus dari yura”
Mohonnya lagi dengan berlutut dihadapan yeoja yang mulai tertarik dengan
topic pembicaraan itu.
“Memangnya kenapa jika putus dari yura? Kau pasti masih punya cadangan
bukan? Lagi pula aku tak yakin kau hanya sedang berpacaran dengan satu yeoja.
Ayo jujur”
Perintahnya lalu dibalas seokjin dengan memutar matanya malas sebelum
membalas.
“Aku hanya mengencani 3 yeoja saat ini. Yura, Jiyeon, Hyeri. Itu saja”
Jawabnya sambil menghitungnya dengan jari-jari panjangnya.
“Bohong”
Sanggah mingyu lalu meraih ponselnya, menyentuhnya beberapa kali.
“Aku benar-benar akan memberitahunya pada yura, atau kau akan katakan
yang sejujurnya?”
Ancamnya lalu menunjukkan ponselnya yang menampilkan kontak yura yang
mereka bicarakan dari tadi.
“Arasseo arasseo! Masih ada dua lagi, Hyojin dan Jiyoung”
“Jiyoung?! Maksudmu Kwon Jiyoung sunbaenim?!”
“Kang Jiyoung baboya. Aku masih belum tertarik pada namja”
“Belum? Berarti akan..”
“Aish! Yasudahlah lupakan saja. Sekarang aku sudah jujur. Jadi jangan
bocorkan apa-apa pada yura. Itu perjanjiannya”
Mingyu hanya membalasnya dengan mehrong dan lalu kembali menyibukkan diri
dengan pekerjaannya dimeja belajar tadi. Keadaan kamar itu kembali hening tepat
sebelum teriakan yeoja dari bawah memecahkannya.
“Seokjin-a! Jin-ah sudah menunggumu dibawah. Cepatlah turun. Tidak baik
membuat yeoja chingu-mu yang cantik ini menunggu”
Oh. Seokjin benar-benar mengutuk eommanya saat ini juga. Haruskah ia
berteriak seperti itu tiap kali ada yang datang?! Sekarang yang ia pikirkan
hanya bagaimana reaksi mingyu yang tentu saja mendengar teriakan ibunya tadi.
“Hehe, aku kebawah dulu ne mingyu-a. An-Nyeong”
“YAA! KIM SEOKJIN! BERANINYA KAU
MEMBOHONGIKU. AKU PASTIKAN YURA MENAMPARMU TEPAT DIDEPAN SEMUA FANSMU BESOK
PAGI! MATI KAU KIM SEOKJIN!”
TBC
Test test 1 2 3. Okeh halo semuanya. Kali ini saya bawa ff yang udah
berkali-kali lupa saya post. Ini ff request-an temen saya. Terlepas dari HYUN! Mohon
ff yang lainnya diview juga dong T_T atau emang straight ga laku? T_T
yasudahlah. Mohon jejaknya saja ya yorobeun. Oiya mohon maap kalo jelek. Jarang-jarang
saya bikin romance. Sudah dulu ya. Annyeong~

like the prolog '-')b...keep go on ~
BalasHapusAkhirnya , Hyung nge-post ini juga...
BalasHapusTeganya dirimu melupakan request dari daku hyung T_T
Pokoknya maknae akan menunggu chapter selanjutnya deh ;D